Arghajata

Agustus 19, 2025

Tahapan Membentuk Design Thinking Tepat Sebagai Inovasi Bisnis yang Berkelanjutan

Untuk membentuk design thinking yang tepat harus menggabungkan empati, eksplorasi ide, pembuatan prototipe dan pengujian berulang dalam satu proses yang fleksibel karena pendekatan ini membantu mengurangi risiko kegagalan, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan memastikan solusi yang dihasilkan tetap adaptif terhadap perubahan pasar maupun perilaku konsumen.

Design thinking atau metode berpikir desain adalah pendekatan untuk memecahkan masalah yang dimulai dengan memahami kebutuhan manusia secara mendalam. Dari pemahaman ini, ide-ide kreatif dikembangkan menjadi solusi yang relevan dan memberi dampak nyata.

Untuk membentuk design thinking yang tepat harus menggabungkan empati, eksplorasi ide, pembuatan prototipe dan pengujian berulang dalam satu proses yang fleksibel karena pendekatan ini membantu mengurangi risiko kegagalan, memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan memastikan solusi yang dihasilkan tetap adaptif terhadap perubahan pasar maupun perilaku konsumen.

Dengan sifatnya yang kolaboratif dan berfokus pada manusia, design thinking menjadi keterampilan penting bagi seseorang yang ingin berinovasi, menciptakan nilai tambah dan bertahan di tengah dinamika ekonomi yang cepat berubah.

Bagaimana caranya? Berikut ulasan lengkapnya.

5 Tahap dalam Design Thinking

Fresh Ideas Creative Innovation Light bulb

Meskipun tidak ada aturan tetap dan bersifat fleksibel untuk membentuk design thinking yang tepat, Anda tetap memerlukan 5 tahapan yang biasanya digunakan sebagai panduan dalam membuat design thinking. 

Tahap-tahap yang dimaksud ini juga saling berkaitan, namun tidak selalu berjalan secara linear, sehingga bisa dilakukan berulang sesuai dengan kebutuhan.

Discover More : A Brief Guide to Digital Transformation and Adaptation in Business

Menumbuhkan Empati

Tahap awal dalam design thinking dimulai dengan membangun pemahaman yang mendalam terhadap situasi atau permasalahan yang dihadapi. Dalam prosesnya, ini tidak sekadar mengumpulkan data, tetapi juga melibatkan upaya untuk benar-benar menyelami pengalaman orang lain.

Menumbuhkan empati berarti mencoba melihat dunia dari sudut pandang mereka, merasakan apa yang mereka rasakan, dan memahami konteks di balik perilaku atau keputusan yang mereka ambil. Hal ini bisa dilakukan melalui interaksi langsung, observasi di lingkungan hingga mencoba mengalami sendiri kondisi yang mereka jalani.

Dengan cara ini, seseorang dapat menemukan insight yang sering kali tidak muncul dalam laporan atau data statistik semata, sehingga pemahaman yang terbentuk menjadi lebih menyeluruh dan relevan.

Merumuskan Masalah

Setelah tahap menumbuhkan empati, langkah berikutnya adalah merumuskan inti masalah secara jelas. Tujuannya adalah memastikan bahwa tantangan yang akan dipecahkan benar-benar selaras dengan kebutuhan dan konteks pengguna.

Tahap ini penting karena tanpa pernyataan masalah (problem statement) yang tepat, ide-ide di tahap selanjutnya berisiko melebar dan tidak tepat sasaran. Sering kali, kegagalan inovasi bukan disebabkan oleh kurangnya ide kreatif, melainkan karena ide tersebut tidak menjawab masalah yang sebenarnya.

Dalam proses ini, semua temuan dari tahap sebelumnya dianalisis untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan akar penyebab. Dari sini, disusunlah pernyataan masalah yang ringkas, terarah, dan dapat dijadikan panduan.

Dengan perumusan yang tepat, proses ideasi akan lebih fokus dan efisien, karena setiap gagasan dapat diukur relevansinya terhadap masalah inti yang telah ditentukan.

Menghasilkan Ide Kreatif

Setelah memahami masalah secara mendalam, fokus berpindah pada upaya menghasilkan sebanyak mungkin ide kreatif sebagai solusi potensial. Tahap ini mendorong pikiran untuk terbuka dan bebas dari batasan, sehingga berbagai kemungkinan dapat dieksplorasi tanpa rasa takut salah.

Dalam proses ideasi, penting untuk menciptakan suasana yang aman dan inklusif, di mana setiap orang merasa nyaman menyampaikan pendapatnya. Prinsip utamanya sederhana, tidak ada ide yang salah, dan tidak ada kritik yang menjatuhkan ketika ide dilontarkan. Semua masukan dihargai, karena bahkan ide yang terdengar tidak realistis sekalipun bisa memicu inspirasi menuju terobosan besar.

Melalui pendekatan ini, beragam perspektif dapat terkumpul, memperluas pilihan solusi yang kelak dapat diuji dan disempurnakan.

Menghadirkan Gambaran Awal

Beberapa ide yang dianggap layak untuk diuji kemudian diwujudkan menjadi bentuk awal yang masih sederhana, atau disebut prototipe. Tujuannya adalah memberikan gambaran nyata dari konsep tersebut, sehingga efektivitasnya dapat diuji dan divalidasi lebih cepat.

Tahap ini membantu melihat bagaimana ide bekerja di dunia nyata, sekaligus mengidentifikasi potensi kekuatan dan kelemahannya sebelum dilakukan investasi lebih besar. Prototipe tidak harus sempurna; justru dibuat sederhana agar proses pengujian bisa dilakukan berulang dengan cepat dan biaya rendah.

Melalui prototipe, kita dapat mengamati interaksi pengguna, mencatat kendala yang muncul, serta mengumpulkan masukan langsung untuk penyempurnaan. Dengan demikian, risiko kegagalan dapat ditekan, dan peluang keberhasilan solusi di tahap akhir menjadi lebih besar.

Menguji Solusi (Test)

Berbeda dengan prototype yang berfokus pada menciptakan gambaran awal solusi, tahap test adalah proses menguji solusi tersebut secara langsung bersama pengguna. Jika prototipe membantu membentuk ide menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan dicoba, maka pengujian memastikan apakah solusi itu benar-benar berfungsi sesuai tujuan dan memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi.

Dalam tahap ini, umpan balik dari pengguna menjadi sumber informasi yang sangat berharga. Pengujian tidak hanya menilai apakah pengguna mampu menyelesaikan tugas, tetapi juga mengamati keseluruhan pengalaman mereka: apakah langkah-langkahnya jelas, apakah ada hambatan yang muncul, dan sejauh mana solusi mampu mengatasi masalah yang ada.

Melalui proses ini, solusi dapat disempurnakan secara iteratif hingga mencapai bentuk yang paling efektif dan relevan bagi pengguna.

Discover More : Business Leadership Strategies in the Era of Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUCA)

Manfaat Design Thinking yang Tepat bagi Bisnis

Menerapkan metode design thinking ini dapat membantu bisnis menciptakan solusi yang benar-benar relevan. Hal ini karena dalam prosesnya, metode ini datang dari pemahaman yang mendalam tentang pengguna atau konsumen. 

Dengan pendekatan ini juga, perusahaan dapat menghindari pengeluaran dana pada ide yang tidak efektif dan juga memungkinkan tim untuk bergerak cepat, belajar dari kegagalan nyata, dan menyempurnakan ide sebelum dieksekusi secara menyeluruh.

Selain itu, design thinking juga mendorong kolaborasi lintas tim serta mempersatukan perspektif berbeda untuk menghasilkan solusi yang lebih kaya dan inovatif. Dampak akhirnya tidak hanya pada peningkatan efisiensi internal, tetapi juga tercermin pada kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan juga menciptakan hubungan jangka panjang yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Contoh Penerapan Design Thinking Tepat di Dunia Nyata

Business people are brainstorming

Salah satu contoh dari penerapan design thinking yang sukses datang dari perusahaan penyewaan properti, Airbnb. Di awal perjalanannya, perusahaan ini mengalami pertumbuhan yang sangat lambat dan kesulitan untuk menarik pengguna baru. Alih-alih menghabiskan anggaran besar untuk iklan, tim pendirinya memilih untuk memahami masalah dari sudut pandang pengguna.

Mereka mengunjungi para pemilik properti dan berbincang langsung. dari hasil kunjungan tersebut, mereka menemukan bahwa penyebab kenapa properti mereka tidak dilirik adalah : banyak foto yang diunggah kurang menarik, sehingga calon tamu enggan untuk memesan.

Solusi yang dipilih? sederhana namun efektif: Airbnb menyewa fotografer profesional untuk membantu tuan rumah mengambil gambar yang lebih baik. Hasilnya, terjadi peningkatan pemesanan secara signifikan dan menjadi salah satu titik balik kesuksesan perusahaan tersebut.

Ini semua membuktikan bahwa design thinking bukan sekadar metode kreatif, tetapi sebuah kerangka berpikir strategis yang menempatkan manusia sebagai pusat dari setiap solusi. Melalui proses empati, perumusan masalah yang tepat, eksplorasi ide, pembuatan prototipe, dan pengujian berulang, bisnis dapat menciptakan inovasi yang relevan sekaligus berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya membantu perusahaan bertahan di tengah persaingan, tetapi juga memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Bagi organisasi yang ingin terus berkembang di era yang cepat berubah ini, Arghajata Consulting siap mendampingi bisnis Anda dalam mengimplementasikan design thinking secara efektif. Mulai dari pendampingan proyek inovasi, hingga membangun strategi jangka panjang yang relevan dengan kebutuhan pasar. 

Hubungi kami hari ini dan temukan bagaimana pendekatan ini dapat membawa perubahan nyata bagi organisasi Anda.

Share this article.

Share this article.

Related articles.

Get Weekly Insight

Subscribe for Exclusive Content

Explore Our Insights

Macroeconomic Indicator
Economy, Uncategorized
10 Indikator Ekonomi Makro yang Penting untuk Dipahami
Business data analysis, management tools, intelligence, corporate strategy creation, data-driven decision making, and abstract metaphor are all part of the business intelligence idea.
Economy, Uncategorized
Data-Driven Decision Making (DDDM) untuk Pengambilan Keputusan Valid
manajemen keuangan bisnis
Business, Finance
Fungsi Manajemen Keuangan yang Baik Dalam Bisnis
Get Weekly Insight