Arghajata

November 11, 2024

7 Tips to Avoid Operating Loss (OL) in Business  

Mengelola bisnis bukan hanya tentang meningkatkan pendapatan; tetapi juga tentang mengendalikan biaya untuk menghindari kerugian operasional yang mengancam profitabilitas. Strategi operasional yang kuat sangat penting untuk mengurangi risiko seperti inefisiensi, kesalahan pengelolaan sumber daya, dan eksposur secara keseluruhan.

Mengelola bisnis secara optimal bukan hanya tentang menghasilkan pendapatan, tetapi juga tentang mengelola biaya secara efektif untuk menghindari kerugian operasional yang berpotensi merugikan. Banyak bisnis yang sukses karena mampu merancang dan menerapkan strategi pengelolaan operasional yang tepat. 

Namun, tanpa strategi tersebut, risiko kerugian akan selalu mengancam, baik dari aspek produksi, manajemen sumber daya, hingga manajemen risiko secara keseluruhan. Berikut sejumlah tips untuk membantu mengurangi risiko kerugian operasional dalam bisnis dengan pendekatan yang terstruktur dan berbasis data.  

1. Lakukan Perencanaan dan Penganggaran yang Tepat  

Salah satu elemen paling mendasar dalam menghindari kerugian operasional adalah dengan memiliki perencanaan dan penganggaran yang solid. Tanpa rencana yang jelas, bisnis seringkali kesulitan dalam mengantisipasi pengeluaran yang tidak terduga. Perencanaan yang baik memungkinkan perusahaan menetapkan alokasi anggaran dengan lebih efektif.  

Selain itu, perencanaan yang matang dapat membantu mengidentifikasi potensi biaya yang mungkin muncul, sehingga bisnis dapat menyiapkan dana cadangan atau menghindari keputusan impulsif yang bisa berdampak pada stabilitas keuangan.  

Menurut laporan Harvard Business Review, perusahaan yang konsisten melakukan perencanaan dan penganggaran memiliki kemungkinan 30% lebih besar untuk mencapai profitabilitas jangka panjang dibandingkan yang tidak memiliki perencanaan yang terstruktur. Bagaimana bisa menerapkannya? Cobalah untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap biaya produksi, biaya tetap, dan biaya variabel, kemudian bandingkan dengan pendapatan yang diharapkan. Metode ini akan membantu bisnis tetap pada jalur yang benar dan lebih siap dalam menghadapi ketidakpastian pasar.  

2. Optimalkan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional  

Teknologi dapat menjadi sekutu kuat dalam mengelola operasional bisnis. Penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris, ERP (Enterprise Resource Planning), atau sistem pemantauan berbasis teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan yang berpotensi menimbulkan kerugian. Teknologi memungkinkan integrasi antara berbagai departemen yang memudahkan analisis dan pengambilan keputusan berbasis data.  

Penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi dalam operasional mampu meningkatkan efisiensi hingga 20–25%. Dengan kata lain, teknologi tidak hanya membantu mempercepat proses bisnis, tetapi juga meminimalkan kesalahan akibat faktor manusia. Contohnya, sistem ERP dapat membantu dalam mengelola persediaan, merencanakan produksi, dan melacak pengeluaran operasional secara lebih akurat.  

Selain itu, teknologi seperti otomatisasi produksi atau Artificial Intelligence (AI) dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses yang berulang. Dengan mengotomatisasi beberapa tugas, karyawan dapat fokus pada tugas yang lebih strategis, sehingga meningkatkan produktivitas dan mencegah pemborosan sumber daya.  

3. Manajemen Inventaris yang Efektif untuk Mencegah Kerugian  

Inventaris yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber kerugian besar bagi bisnis. Terlalu banyak stok yang menumpuk akan meningkatkan biaya penyimpanan dan bisa mengakibatkan produk kedaluwarsa atau usang. Di sisi lain, kekurangan stok bisa menyebabkan kerugian karena tidak mampu memenuhi permintaan konsumen tepat waktu. Untuk menghindari hal ini, bisnis perlu menerapkan manajemen inventaris yang efektif.  

Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah Just-In-Time (JIT), di mana persediaan hanya ada ketika dibutuhkan untuk produksi atau penjualan. Sistem ini mengurangi biaya penyimpanan dan risiko pemborosan stok. Selain itu, pemantauan inventaris secara real-time dapat membantu perusahaan dalam merencanakan pengisian stok dan mencegah kelangkaan barang.  

4. Tingkatkan Efisiensi Tenaga Kerja melalui Pelatihan dan Pengawasan  

Tenaga kerja adalah salah satu aset terpenting dalam bisnis, dan pengelolaan tenaga kerja yang baik dapat meminimalkan kerugian operasional. Mulailah dengan menyediakan pelatihan yang relevan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Pelatihan yang terfokus dapat membantu meningkatkan efektivitas kerja, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada produktivitas dan mengurangi kesalahan.  

Efisiensi tenaga kerja juga bisa ditingkatkan dengan menerapkan sistem manajemen waktu dan tugas yang berbasis teknologi. Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen proyek memungkinkan pengawasan terhadap kemajuan tugas, serta mendorong tanggung jawab individu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan target.  

Dengan pengawasan yang teratur dan pelatihan yang berkelanjutan, perusahaan dapat memastikan bahwa tenaga kerja bekerja dengan optimal dan mampu menghadapi tantangan operasional.  

5. Monitor dan Analisis Kinerja Operasional Secara Teratur  

Pemantauan kinerja operasional adalah langkah penting untuk mendeteksi masalah sejak dini. Dengan memantau Key Performance Indicators (KPI) secara rutin, perusahaan dapat mengetahui area yang memerlukan perbaikan sebelum berdampak pada keuntungan. Data yang dihasilkan dari pemantauan ini memberikan insight mengenai performa bisnis, sehingga memungkinkan perusahaan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.  

Perusahaan yang mengadopsi pendekatan berbasis data dalam pemantauan kinerja operasional memiliki kemungkinan sukses dua kali lebih besar dalam mencapai target mereka. Langkah yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan dashboard analitik yang memberikan gambaran menyeluruh tentang indikator kinerja utama.  

Misalnya, jika perusahaan menemukan adanya tren peningkatan biaya produksi, manajemen bisa mengambil langkah untuk meninjau ulang proses produksi dan mengidentifikasi potensi penghematan.  

6. Mengurangi Pemborosan dan Menghindari Waste dalam Operasional  

Pemborosan dalam bentuk waktu, bahan, dan tenaga kerja sering kali menjadi penyebab kerugian operasional yang tidak perlu. Dengan menerapkan metode Lean Management, perusahaan dapat mengidentifikasi dan menghilangkan waste dalam setiap proses bisnis. Lean Management fokus pada efisiensi dan optimalisasi proses, memastikan bahwa setiap elemen dalam operasional memiliki tujuan yang jelas.  

Audit internal secara berkala dapat membantu mengidentifikasi pemborosan yang terjadi, serta menemukan peluang untuk melakukan efisiensi. Sebagai contoh, perbaikan dalam proses produksi, pengurangan waktu tunggu, atau pengoptimalan penggunaan bahan baku dapat memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan margin keuntungan.  

7. Memprioritaskan Manajemen Risiko untuk Mengantisipasi Kerugian  

Dalam bisnis, risiko adalah hal yang tak terhindarkan, tetapi dapat dikelola. Manajemen risiko yang baik dapat membantu perusahaan dalam mengantisipasi dan mengurangi potensi kerugian operasional.  

Bagaimana caranya? Identifikasi risiko yang paling relevan untuk operasional bisnis, seperti risiko pasar, risiko regulasi, atau risiko rantai pasok. Kemudian, kembangkan strategi mitigasi yang sesuai.  

Misalnya, dalam menghadapi fluktuasi harga bahan baku, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melakukan kontrak jangka panjang dengan pemasok. Atau dalam menghadapi perubahan regulasi, perusahaan bisa melakukan konsultasi hukum secara berkala agar selalu sesuai dengan kebijakan yang berlaku.  

Manajemen risiko juga mencakup asuransi yang memberikan perlindungan pada aset-aset penting, serta penerapan str keamanan operasional untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.  

Mengapa Penting Menerapkan Langkah-Langkah Ini?  

Kerugian operasional bukan hanya menggerus profitabilitas, tetapi juga mengancam keberlanjutan bisnis. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, bisnis bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan operasional serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efisien. Langkah-langkah ini membantu perusahaan mengidentifikasi peluang penghematan dan melakukan penyesuaian strategi sebelum masalah semakin membesar.  

Setiap bisnis pasti menghadapi tantangan, namun dengan strategi yang tepat, bisa memperkuat daya saing dan mencapai target yang telah ditetapkan. Tentu saja, memerlukan upaya yang konsisten untuk memastikan bahwa seluruh elemen dalam operasional berjalan sesuai harapan. Untuk memastikan berada pada jalur yang tepat, konsultasi dengan ahli atau konsultan operasional bisa menjadi solusi tepat.  

Optimalkan Strategi Operasional Bersama Arghajata  

Jika ingin memastikan strategi operasional bisnis lebih efektif dan tahan terhadap risiko, Arghajata hadir sebagai mitra terpercaya. Sebagai konsultan manajemen terkemuka, Arghajata menawarkan solusi yang didasarkan pada analisis mendalam serta pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.  

Dengan pengalaman yang luas di berbagai sektor industri, kami memahami tantangan yang dihadapi dan siap membantu merancang strategi operasional yang berkelanjutan dan efisien.

Share this article.

Share this article.

Related articles.

Dapatkan Insights Mingguan

Subscribe untuk Konten Eksklusif

Insight

id_IDIndonesian
due diligence dalam perusahaan
Proses Bisnis
Due Diligence Sebagai Pondasi Perusahaan untuk Menilai Potensi Risiko
Digital Transformation Trends
Transformasi Digital, Teknologi
Tren Digital Transformation
Is Global Recession Imminent
Ekonomi, Keuangan, Investasi
Apakah Resesi Global Sudah dekat?
Dapatkan Insights Mingguan