Insights

Logistik Indonesia menunjukan peningkatan namun masih perlu banyak perbaikan


Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada tahun 2018 mencapai skor 3,15 dari 5. Skor ini merupakan skor tertinggi yang diraih Indonesia sejak tahun 2007. Penilaian yang dilakukan oleh World Bank ini menggunakan 6 kriteria, yakni efesiensi bea cukai (customs clearance) & pengelolaan perbatasan, kualitas infrastruktur terkait perdagangan & transportasi, kemudahan dalam mengatur pengiriman internasional dengan harga yang kompetitif, kompetensi & kualitas jasa logistik, kemampuan melacak (tracking & tracing) pengiriman, dan frekuensi pengiriman mencapai waktu yang dijadwalkan/diharapkan. Dari keenam kriteria tersebut, Indonesia paling lemah dalam hal efesiensi bea cukai (customs clearance) & pengelolaan perbatasan dan kualitas infrastruktur terkait perdagangan & transportasi.

Grafik 4.1. Score Logistics Performance Index Indonesia per indikator Tahun 2007 – 2018 oleh World Bank


Indonesia menempati peringkat 51 dari 167 negara yang terlibat dalam penilaian Logistics Performance Index (LPI) tahun 2018. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia berada di peringkat 5 di bawah Singapura, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Grafik 4.2. Logistics Performance Index ASEAN Tahun 2018 oleh World Bank


Kemudian terkait biaya logistic, Indonesia masih memiliki biaya tertinggi di antara 10 negara ASEAN. Biaya logistic Indonesia di tahun 2020 mencapai 22% dari total PDB (Armstrong & Associates, Inc., 2020). Dalam Diskusi Logistik Nasional pada Agustus 2021 kemarin, Arif Suhartono selaku Direktur Utama PT Pelindo II memaparkan bahwa ada beberapa penyebab tingginya biaya logistic Indonesia, yaitu regulasi pemerintah terkait ekosistem logistik yang tidak kondusif, efisiensi value chain darat & maritim yang rendah, kinerja operasi & infrastruktur pelabuhan yang tidak optimal, serta supply demand yang masih Jawa sentris sehingga tidak seimbang.


 Grafik 4.3. Logistics Cost Negara ASEAN Tahun 2020 - Global 3PL Market Size Estimates by Armstrong & Associates, Inc.


Kementrian Perhubungan telah melakukan beberapa inisiatif untuk menurunkan biaya logistic serta meningkatkan kinerja logistic Indonesia, diantaranya:

  • Menetapkan arah kebijakan pembangunan bidang transportasi laut tahun 2020-2024 untuk mendukung konektivitas maritim nasional.
  • Menerapkan konsep hub dan spoke pada pelabuhan-pelabuhan Indonesia sebagai salah satu upaya untuk menunjang program Tol Laut
  • Berkolaborasi dengan Kementrian/Lembaga membentuk National Logistic Ecosystem (NLE) agar proses logistic lebih efisien dan terintegrasi
  • Digitalisasi layanan kepelabuhan, seperti perizinan, pelayanan, SIMLALA, SITOLAUT, Inaportnet di 54 pelabuhan

Selain itu, pada tanggal 1 Oktober telah dilakukan peleburan Pelindo I, III, dan IV ke dalam Pelindo II. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi kepelabuhan nasional. Selain itu, penggabungan keempat perusahaan tersebut membuka kesempatan untuk bersaing secara global bagi logistic maritim Indonesia.

ARGHAJATA : A leading group of professionals providing solutions to Indonesian enterprises in unleashing its value and creating opportunities